DARUL MUWAHHIDIN WONOSUMO

DARUL MUWAHHIDIN WONOSUMO
Page ini berisikan Informasi2 Islami yg berguna bagi Santri dan dan Allumni serta khalayak Umum disamping juga informasi2 berkaitan dengan Profil Institusi, Event, dan Aktifitas2 Lembaga Pondok Pesantren. Disini juga memberikan kemungkinan kepada siapapun baik yang masih berstatus sebagai Santri maupun Alumnus untuk sharing atau sekedar bernostalgia dengan suguhan foto2 serta untuk tetap mendapatkan update informasi2 berkaitan dengan Pondok Pesantren Darul Muwahhidin WONOSUMO.

Jumat, 19 Juli 2013

RISALAH RAMADHAN

Marhaban Ya Syahro Romadlon

RISALAH RAMADHAN I : KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

1. Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu:  
Adalah Rasulullah saw memberi  khabar  gembira  kepada  para  sahabatnya dengan  bersabda,  
“Telah  datang  kepadamu  bulan  Ramadhan,  bulan  yang diberkahi.  Allah  mewajibkan  kepadamu  puasa  didalamnya;  pada  bulan  ini pintu-pintu  Surga  dibuka,  pintu-pintu  neraka  ditutup  dan  para  setan  diikat; juga  terdapat  pada  bulan  ini malam  yang  lebih  baik  daripada  seribu  bulan, barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa'.” (HR. Ahmad dan An-Nasa'i) 
2. Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa Rasulullah bersabda:  
“Telah  datang  kepadamu  bulan  Ramadhan,  bulan  keberkahan,  Allah mengunjungimu  pada  bulan  ini  dengan  menurunkan  rahmat,  menghapus dosa-dosa  dan mengabulkan  do'a.  Allah melihat  berlomba-lombanya  kamu pada  bulan  ini  dan  membanggakanmu  kepada  para  malaikat-Nya,  maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya). 
Al-Mundziri berkata:  "Diriwayatkan oleh An-Nasa'i dan Al-Baihaqi, keduanya dari  Abu  Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pernah mendengar darinya."  
3. Dari  Abu  Hurairah  radhiallahu  'anhu,  bahwa  Rasulullah  shallallahu  'alahi wasallam bersabda:  
"Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang  tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu: bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di  sisi  Allah  daripada  aroma  kesturi,  para malaikat memohonkan  ampunan bagi  mereka  sampai  mereka  berbuka,  Allah  Azza Wa Jalla  setiap  hari menghiasi  Surga-Nya  lalu  berfirman  (kepada  Surga), “Hampir  tiba  saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepadamu, 'pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak  bebas  bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada ummatku  ampunan  pada  akhir  malam.  "Beliau ditanya, 'Wahai Rasulullah apakah malam itu Lailatul Qadar' Jawab beliau, 'Tidak. Namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan  amalnya.'”  (HR. Ahmad)'" 
Isnad  hadits  tersebut  dha'if,  dan  di  antara  bagiannya  ada  nash-Nash  lain yang memperkuatnya.  
KEUTAMAAN PUASA
1. Dalil :  
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda:  
“Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, ‘Kecuali  puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.’ Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi."  
2. Bagaimana ber-taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah?  
Perlu diketahui, bahwa ber-taqarrub kepada Allah tidak dapat dicapai dengan meninggalkan  syahwat  ini  -yang  selain  dalam  keadaan  berpuasa  adalah mubah- kecuali setelah ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan apa yang  diharamkan  Allah  dalam  segala  hal,  seperti:  dusta,  kezhaliman  dan pelanggaran  terhadap  orang  lain  dalam  masalah  darah,  harta  dan kehormatannya. Untuk itu, Nabi bersabda : 
“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh dengan puasanya dari makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari).  
Inti pernyataan  ini, bahwa  tidak  sempurna ber-taqarrub  kepada Allah Ta'ala dengan  meninggalkan  hal-hal  yang  mubah  kecuali  setelah  ber-taqarrub kepada-Nya dengan meninggalkan hal-hal yang haram.  Dengan demikian, orang yang melakukan hal-hal yang haram kemudian ber-taqarrub kepada Allah dengan meninggalkan hal-hal yang mubah, ibaratnya orang yang meninggalkan hal-hal yang wajib dan ber-taqarrub dengan hal-hal yang sunat.  
Jika seseorang dengan makan dan minum berniat agar kuat badannya dalam shalat  malam  dan  puasa  maka  ia  mendapat  pahala  karenanya. Juga  jika dengan  tidurnya  pada  malam  dan  siang  hari  berniat  agar  kuat  beramal (bekerja) maka tidurnya itu merupakan ibadah.  Jadi, orang yang berpuasa senantiasa dalam keadaan ibadah pada siang dan malam harinya.  Dikabulkan do'anya ketika berpuasa dan berbuka. Pada siang harinya ia adalah orang yang berpuasa dan sabar, sedang pada malam harinya ia adalah orang yang memberi makan dan bersyukur.  
3. Syarat mendapat pahala puasa :  
Di  antara  syaratnya,  agar  berbuka  puasa  dengan  yang  halal.  Jika  berbuka puasa dengan yang haram maka  ia  termasuk orang yang menahan diri dari yang  dihalalkan Allah dan memakan  apa  yang  diharamkan  Allah,  dan  tidak dikabulkan do'anya.   
Orang berpuasa yang berjihad :  
Perlu  diketahui  bahwa  orang  mukmin  pada  bulan  Ramadhan  melakukan  dua jihad, yaitu :  
1. Jihad untuk dirinya pada siang hari dengan puasa.  
2. Jihad pada malam hari dengan shalat malam.  
Barangsiapa  yang memadukan  kedua  jihad  ini, memenuhi  segala  hak-haknya dan  bersabar  terhadapnya,  niscaya  diberikan  kepadanya  pahala  yang  tak terhitung.

Pustaka : PISS-KTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar