DARUL MUWAHHIDIN WONOSUMO

DARUL MUWAHHIDIN WONOSUMO
Page ini berisikan Informasi2 Islami yg berguna bagi Santri dan dan Allumni serta khalayak Umum disamping juga informasi2 berkaitan dengan Profil Institusi, Event, dan Aktifitas2 Lembaga Pondok Pesantren. Disini juga memberikan kemungkinan kepada siapapun baik yang masih berstatus sebagai Santri maupun Alumnus untuk sharing atau sekedar bernostalgia dengan suguhan foto2 serta untuk tetap mendapatkan update informasi2 berkaitan dengan Pondok Pesantren Darul Muwahhidin WONOSUMO.

Kamis, 30 Juli 2015

Photo Kegiatan GOA GEMBYANG MOJOKERTO



Mos Bersama MI - MTs - MA DARUL MUWAHHIDIN WONOSUMO Di Guo Gembyang, Pacet-Mojokerto

Assalamu 'Alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh.....
Bismillahirrohmanirrohim...,
Alhamdulillahi Robbil 'Alamiin.....

Berikut ini adalah photo-photo kegiatan Wisata Study dalam rangka MOS BERSAMA MI - MTs - MA DARUL MUWAHHIDIN Wonokusumo - Payungrejo - Kutorejo - Mojokerto di GOA GEMBYANG - PACET - MOJOKERTO.

Semoga bisa menghibur
Bu Ainul (Ka. MTs)

Bu Ida (Guru Kelas III MI)

Anak2 MA Antri di Restroom

Membantu sesama

Peace......, Mas Habib.......

Asik sendiri saat bersama

Menjajag kehidupan

Gus Shobih, Sang Pawang

Hore......., akhirnya aku berhasil bisa memakai baju sendiri... (Raffi-Bandar Lampung)

Ada yang ngerti isyarat tangannya.....?

silvi mau selfi

Mau main bersama, atau jaim bersama....?

Yoga

Satu, dua, tiga....... ckrekkk..........

mba'....... masak gigiku yg dipoto.......!!!!?

Aksi penyelamatan

Aksi penyelamatan yang menegangkan

Satu-satunya yang masih MTs adalah yang nyempil berkostum biru

Jagalah Kebersihan Musholla
 النظافة من الايمان
lihatlah kedepan, ia adalah titian tangga yg membawa kepada masa depan, jangan pernah lihat kebelakang, lupakan para mantan

Yang panas adalah api, yang dingin itu Es

Pak Guru Ipin hendak turun gunung


Si Biru sukanya nyempil terus.....

Si Biru lagi, si biru lagi.......

mbak......, jangan disitu dong, itu lubang berbahaya, lho.......

Tiada kekasih, akarpun boleh untuk pegangan hati

Rumpi, bo........

dia sedang "kakean gaya"

Cewe rumpi itu biasa, kalo cowok yang rempong, berbahaya.............


Macak melas, no comment

Gus Dawud berusaha menyalakan api semangat
Ketika semangat telah membara, maka semuanya pergi

Kaget Nopo, Gus.......?

Indil Galau

Lho......, mataharinya kok bersinar gitu.........?

Pak Guru Ipin sedang memberikan pencerahan

Pak Guru Ipin pusing tujuh keliling karena banyak dari muridnya yg belum tercerahkan

Murid yang berhasil

Berhasil melompat kedepan

Gubug Derita Penuh Cerita
Sepertinya Pak Sugiono Mencium Bau Yang Tak Sedap
Gus Hafidz dan Neng Lis Tampak Mesra
Jangan terlalu lama menyendiri di tempat terpencil, ayo semua pulang, atau akibatnya akan sendiri membatu


Jumat, 17 Juli 2015

REDAKSI TAKBIR - TAKBIRAN -

REDAKSI TAKBIR HARI RAYA

Soal: Sebagian kaum Wahabi berpandangan, bahwa redaksi takbir yang dikumandangkan oleh kaum Muslimin di mana-mana adalah bid’ah dan haram. Redaksi yang dibaca oleh mereka antara lain adalah:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر الله أكبر ولله الحمد، الله أكبر كبيرًا، والحمد لله كثيرًا، وسبحان الله بكرة وأصيلًا، لا إله إلا الله وحده، صدق وعده، ونصر عبده، وأعز جنده، وهزم الأحزابوحده، لا إله إلا الله، ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون، اللهم صل على سيدنا محمد، وعلى آل سيدنا محمد، وعلى أصحاب سيدنا محمد، وعلى أنصار سيدنا محمد، وعلى أزواج سيدنا محمد وعلى ذرية سيدنا محمد وسلم تسليمًا كثيرًا

Benarkah bacaan takbir seperti di atas termasuk haram dan bid’ah?

Jawab:
1) Membaca takbir pada waktu hari raya hukumnya sunnah atau mandub.

2) Tidak ada redaksi tertentu yang menjadi keharusan atau anjuran dalam Sunnah, yang harus dibaca oleh kaum Muslimin.

3) Hanya saja sebagian sahabat seperti Salman al-Farisi, bertakbir dengan redaksi

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر الله أكبر، ولله الحمد

4) Redaksi takbir yang hendaknya dibaca, bersifat luas, tidak dibatasi oleh redaksi tertentu. Karena nash al-Qur’an yang memerintahkan takbir bersifat mutlak, yaitu firman Allah subhanahu wata’ala:

وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ. (البقرة: 185).

“Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu”. (QS. al-Baqarah : 185).

5) Dalil yang bersifat mutlak atau umum, tetap diberlakukan pada keumumannya sampai ada dalil syar’i yang membatasinya.

6) Umat Islam di Mesir, sejak masa silam, terbiasa menggunakan redaksi yang popular berikut ini:

الله أكبر الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، الله أكبر الله أكبر، ولله الحمد، الله أكبر كبيرًا، والحمد لله كثيرًا، وسبحان الله بكرة وأصيلا، لا إله إلا الله وحده صدق وعده ونصر عبده وأعز جنده وهزم الأحزاب وحده، لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إياه مخلصين له الدين ولو كره الكافرون، اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد وعلى أصحاب سيدنا محمد وعلى أنصار سيدنا محمد وعلى أزواج سيدنامحمد وعلى ذرية سيدنا محمد وسلم تسليمًا كثيرًا”،

7) Redaksi tersebut adalah redaksi syar’i yang shahih. Berkaitan dengan redaksi tersebut, al-Imam al-Syafi’i radhiyallahu ‘anhu berkata:

( قال الشَّافِعِيُّ ) رَحِمَهُ اللهُ تَعَالَى وَالتَّكْبِيرُ كما كَبَّرَ رسول اللهِ صلى اللهُ عليه وسلم في الصَّلاةِ اللهُ أَكْبَرُ فَيَبْدَأُ الإِمَامُ فيقول اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ حتى يَقُولَهَا ثَلاثًا وَإِنْ زَادَ تَكْبِيرًا فَحَسَنٌ وَإِنْ زَادَ فقال اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً اللهُ أَكْبَرُ وَلا نَعْبُدُ إلا اللهَ مُخْلِصِينَ له الدَّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لا إلَهَ إلا اللهُ وَاَللهُ أَكْبَرُ فَحَسَنٌ وما زَادَ مع هذا من ذِكْرِ الهَِ أَحْبَبْتُهُ غير أَنِّي أُحِبُّ أَنْ يَبْدَأَ بِثَلاثِ تَكْبِيرَاتٍ نَسْقًا وَإِنْ اقْتَصَرَ على وَاحِدَةٍ أَجْزَأَتْهُ وَإِنْ بَدَأَ بِشَيْءٍ من الذِّكْرِ قبل التَّكْبِيرِ أو لم يَأْتِ بِالتَّكْبِيرِ فَلا كَفَّارَةَ عليه. (الإمام الشافعي، كتاب الأم 1/241).

“Al-Syafi’i rahimahullah berkata: “Takbir adalah sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir dalam shalat, Allahu akbar. Lalu imam memulai, dan berkata Allahu akbar Allahu akbar Allahu akbar, sehingga mengucapkannya tiga kali. Apabila ia menambah takbirnya, maka baik. Apabila ia menambah, lalu berkata:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لهِt كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً اللهُ أَكْبَرُ وَلا نَعْبُدُ إلا اللهَ مُخْلِصِينَ له الدَّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لا إلَهَ إلا اللهُ وَاَللهُ أَكْبَرُ

maka adalah baik. Redaksi dzikir yang ditambahkan kepada redaksi di atas, saya menyukainya. Hanya saja, saya menyukai kalau ia memulai dengan tiga kali takbir secara urut. Apabila ia membatasi pada satu takbir, maka cukup baginya. Apabila ia memulai sebelum takbir dengan dzikir atau tidak membaca takbir, maka tidak ada kaffarah baginya.” (Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm, juz 1 hlm 241).

Pernyataan Imam al-Syafi’i tersebut memberikan kesimpulan, bahwa tambahan dzikir apapun ke dalam takbir hari raya adalah baik.

Yang tidak baik adalah sikap kaum Wahabi yang membid’ahkan dan mengharamkan sebagian redaksi takbir yang dibaca oleh umat Islam. Wallahu a’lam.
Sebagian, dikutip dari fatwa Syaikh Ali Jum’ah.

SUMUR